
Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) Kota Palangka Raya, Parada Lewis KD
PALANGKA RAYA, TOVMEDIA.CO.ID – Festival Tandak Intan Kaharingan (FTIK) XII di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, siap menyuguhkan 11 cabang lomba, dengan total 43 subcabang. Festival ini menjadi bagian penting dalam upaya melestarikan budaya lokal sekaligus menanamkan nilai-nilai agama Hindu Kaharingan kepada generasi muda.
Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) Kota Palangka Raya, Parada Lewis KD, saat membuka Pelatihan Dewan Juri FTIK XII, di Palangka Raya, Jumat (26/9/2025) malam.
“Festival ini bukan hanya soal lomba, tapi juga pendidikan spiritual dan budaya bagi generasi penerus Kaharingan,” ujar Parada.
Beragam cabang lomba akan digelar dalam FTIK XII. Antara lain, mangandayu (kategori beregu dan perorangan), manandak (tari tradisional berdasarkan kelompok usia anak-anak, remaja, dewasa), pembacaan kitab suci.
Selanjutnya, pananturan ajaran Kaharingan, mantir basarah (pemimpin upacara ritual), pembuatan sarana-prasarana ritual, vokal grup keagamaan, dan cerdas cermat keagamaan.
Menurut Parada, ragam lomba ini dirancang agar para peserta tidak hanya berkompetisi, tetapi juga semakin memahami ajaran agama melalui pendekatan budaya yang kontekstual.
“Nilai-nilai Kaharingan akan lebih mudah diterima generasi muda bila disampaikan dalam bentuk kegiatan yang menarik dan bermakna,” jelasnya.
Dalam pelatihan dewan juri, Parada menekankan pentingnya integritas, objektivitas, dan profesionalitas dalam proses penilaian. Ia berharap, hasil lomba benar-benar mencerminkan kualitas peserta, tanpa intervensi atau kecurangan.
“Kami ingin hasil kompetisi mencerminkan kemampuan peserta yang sebenarnya. Juri harus menjaga netralitas dan keadilan,” tegas Parada.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Keberlanjutan
Parada juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Kalteng, dan sejumlah pemerintah daerah yang telah memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan FTIK.
“Meski dengan keterbatasan anggaran, perhatian pemerintah tetap ada. Itu menjadi semangat bagi kami untuk terus mengadakan kegiatan ini,” ujarnya.
FTIK XII diharapkan tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sarana untuk mempererat kebersamaan umat Hindu Kaharingan, memperkuat identitas budaya Dayak, serta mendorong generasi muda untuk mengenal dan mencintai ajaran leluhur mereka.
Reporter: Wiyandri
Editor: Frans Dodie