
MENDAMPINGI – Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto saat mendampingi Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq. Foto : Istimewa
PALANGKA RAYA, TOVMEDIA.CO.ID – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam menekan luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) secara signifikan.
Apresiasi tersebut disampaikan saat memimpin Apel Gelar Personel dan Sarana Prasarana Penanggulangan Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025, di Halaman Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (7/8/2025).
Dalam sambutannya, Hanif menegaskan bahwa Karhutla merupakan tantangan serius yang tidak bisa dihadapi dengan pendekatan biasa. Dibutuhkan kerja terpadu lintas sektor, berbasis pencegahan, dan kesiapsiagaan sejak dini, khususnya pada puncak musim kemarau.
“Kebakaran hutan dan lahan adalah tantangan yang membutuhkan pendekatan komprehensif. Kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi musim kemarau yang sedang berlangsung,” tegas Hanif.
Ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan data, luas Karhutla di Kalimantan Tengah pada tahun 2025 tercatat kurang dari 9.000 hektar. Angka ini menunjukkan penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang hampir mencapai 360.000 hektar.
“Penurunan ini menunjukkan bahwa kerja keras pemerintah daerah bersama seluruh elemen masyarakat telah membuahkan hasil. Saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas keberhasilan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiagakan 77 pos lapangan di wilayah rawan Karhutla. Selain itu, dua helikopter patroli dan unit water bombing juga disiagakan, serta operasi modifikasi cuaca (OMC) terus dilaksanakan secara intensif.
Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran, menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat melalui BNPB dalam upaya penanggulangan Karhutla, terutama pelaksanaan OMC dan pemadaman langsung di lapangan.
“Dukungan dari BNPB sangat membantu kami dalam merespons Karhutla. Sinergi antara pusat dan daerah akan terus kami perkuat,” katanya.
Agustiar juga menegaskan komitmen Pemprov Kalteng dalam pencegahan Karhutla dengan tetap menghormati kearifan lokal masyarakat Dayak, terutama terkait praktik ladang berpindah.
“Pemerintah tetap menghormati tradisi ladang berpindah, namun pelaksanaannya harus sesuai aturan: maksimal satu hektare, tidak di lahan gambut, serta di bawah pengawasan aparat desa atau berwenang,” tegasnya.
Editor : Frans Dodie