
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam turun langsung untuk mendistribusikan air bersih kepada warga Desa Bagendang Permai, Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Foto Istimewa
SAMPIT, TOVMEDIA.CO.ID – Musim kemarau yang telah berlangsung lebih dari 10 hari tanpa hujan, menyebabkan krisis air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Salah satu desa terdampak paling parah adalah Bagendang Permai. Ratusan warga di desa tersebut kini kesulitan mendapatkan air layak konsumsi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim Multazam, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, pihaknya telah menerima permohonan bantuan dari Kepala Desa Bagendang Permai pada 30 Juli 2025 lalu. Menindaklanjuti permintaan itu, BPBD segera menyalurkan sebanyak 12 ribu liter air bersih ke 60 titik distribusi di desa tersebut.
“Distribusi ini kami fokuskan untuk membantu sekitar 487 rumah warga, terutama di RT 1 yang sebagian besar dihuni masyarakat kurang mampu,” ujar Multazam, Minggu (3/8/2025).
Ia menjelaskan, Desa Bagendang Permai memang menjadi salah satu wilayah yang paling rentan terdampak kekeringan setiap musim kemarau. Minimnya jaringan PDAM membuat warga sangat tergantung pada air hujan dan Sungai Mentaya.
“Air hujan biasanya digunakan untuk konsumsi dan memasak. Tapi karena sudah lama tidak turun hujan, sementara air sungai terasa asin saat pasang dan keruh saat surut, warga kesulitan mendapatkan air bersih,” tambahnya.
Distribusi air bersih ini, lanjut Multazam, menjadi solusi jangka pendek yang sangat dibutuhkan warga. Pihaknya akan terus berupaya melakukan suplai rutin selama kemarau masih berlangsung.
Sementara itu, Camat Mentaya Hilir Utara Muslih mengungkapkan, hujan yang tak kunjung mengguyuri wilayahnya selama lebih dari 10 hari terakhir, memperparah risiko krisis air bersih dan meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Air Sungai Mentaya yang biasanya dipakai untuk mandi kini terasa asin. Sementara air hujan yang ditampung untuk konsumsi benar-benar tidak tersedia,” ujar Muslih.
Ia juga mengungkapkan, sebagian wilayah di sekitar Jalan HM Arsyad memang sudah mendapat layanan PDAM. Namun, desa-desa di bantaran Sungai Mentaya seperti Bagendang Hulu, Bagendang Hilir, dan Bagendang Permai masih belum tersentuh jaringan tersebut.
“Kami berharap suplai air dari BPBD dapat dilakukan secara rutin mulai pekan ini. Ini sangat membantu masyarakat,” harapnya.
Kondisi ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah untuk segera merumuskan solusi jangka menengah dan panjang, termasuk pengembangan jaringan air bersih ke wilayah-wilayah terpencil yang belum terlayani.
Editor: Frans Dodie