
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran, Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalulael, memantau langsung jalannya PSU dari udara menggunakan helikopter. Foto Istimewa
MUARA TEWEH, TOVMEDIA.CO.ID – Pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Barito Utara menjadi perhatian serius pemerintah. Pada Rabu (6/8/2025), Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan rombongan memantau langsung jalannya PSU dari udara menggunakan dua helikopter.
Dalam rombongan tersebut, Gubernur Agustiar ditemani oleh Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalulael. Di helikopter lain, ada Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, Pj Bupati Barito Utara Indra Gunawan, dan perwakilan dari Kemenko Polkam, serta KPU Provinsi Kalteng.
“Kami tadi bersama Pak Kapolda, Pak Pangdam, KPU, lengkap kami. Kami juga mengimbau tadi di udara supaya masyarakat berbondong-bondong ke TPS,” kata Agustiar di Muara Teweh.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, mengaku pengalaman memantau dari helikopter cukup menegangkan. Namun hal ini menunjukkan atensi pemerintah terhadap PSU yang digelar untuk kedua kalinya ini.
“Semoga (pesan) tersampaikan. Masyarakat tahu, ‘Oh ini hari ini hari penting. Ada dua helikopter memantau dari atas’,” ujarnya.
Ia berharap, imbauan dari udara dapat mendorong masyarakat untuk datang ke TPS dan menyalurkan hak pilihnya.
Setelah mendarat di Stadion Swakarya sekitar pukul 10.20 WIB, rombongan melanjutkan pemantauan ke beberapa TPS, seperti TPS 22 Kelurahan Lanjas, TPS 07 Kelurahan Melayu, dan TPS 06 Kelurahan Jinggah. Rombongan kemudian mengakhiri kegiatan dengan konferensi daring bersama Panwaslu se-Kabupaten Barito Utara.
PSU Pilkada Barito Utara hari ini melibatkan 270 TPS dengan total pemilih terdaftar sebanyak 114.980 jiwa. PSU ini merupakan tindak lanjut dari putusan Mahkamah Konstitusi yang mendiskualifikasi seluruh pasangan calon sebelumnya, karena terbukti melakukan politik uang.
PSU kali ini diikuti oleh dua pasangan calon, yakni Shalahuddin-Felix S Tingan, dan Jimmy Carter-Inriaty Karawaheni.
Editor: Frans Dodie