
Bupati Kotim Halikinnor menyerahkan bantuan sembako kepada warga, usai meresmikan pabrik pengolahan kelapa Sawit PT Borneo Indah Sawitindo di Desa Bapanggang Raya. Foto Istimewa
SAMPIT, TOVMEDIA.CO.ID – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor, menegaskan harapannya agar keberadaan perusahaan di wilayahnya benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Ia menekankan bahwa perusahaan tidak hanya harus aktif membayar pajak, tetapi juga berkontribusi secara nyata terhadap ekonomi dan sosial warga.
“Kalau perusahaannya aktif membayar pajak tentu akan berdampak juga buat daerah,” ujar Halikinnor, Minggu (14/9/2025).
Menurutnya, kehadiran perusahaan akan memicu perputaran ekonomi di sekitar wilayah operasional. Ia mencontohkan, masyarakat bisa menjual hasil pertanian, perikanan, atau perkebunan, seperti ikan, sayur, dan buah sawit, kepada para karyawan perusahaan. Hal ini, harus menjadi komitmen perusahaan untuk mendukung keberlangsungan ekonomi lokal.
“Saya sudah minta perusahaan agar membeli buah masyarakat sekitar tetap dibeli, jangan sampai tidak dibeli hasil dari masyarakat,” tegasnya.
Prioritaskan Warga Lokal
Selain aspek ekonomi, Halikinnor juga menekankan pentingnya keberadaan perusahaan dalam membuka lapangan kerja. Ia meminta agar warga lokal selalu diprioritaskan dalam proses rekrutmen tenaga kerja.
“Warga lokal harus selalu diutamakan dalam perekrutan karyawan,” katanya.
Halikinnor juga mengingatkan perusahaan untuk menunjukkan kepedulian sosial secara berkelanjutan, tidak hanya pada momen-momen tertentu. Ia berharap, bantuan berupa sembako atau santunan bagi warga kurang mampu dapat diberikan secara rutin.
“Jangan hanya memberikan pada saat momen keagamaan saja, tapi juga secara berkelanjutan sebagai bentuk kepedulian,” tambahnya.
Halikinnor menegaskan, perusahaan jangan hanya mengambil keuntungan dari daerah, tetapi juga harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat di sekitarnya. “Jangan sampai perusahaan hanya menghasilkan saja tapi tidak peka terhadap masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Editor: Frans Dodie