
BGN menggelar Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan Pemantauan dan Pengawasan SPPG, Kamis (11/9/2025), di Palangka Raya. Foto Wiyandri
PALANGKA RAYA, TOVMEDIA.CO.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus mendorong percepatan SPPG (Sistem Penyediaan Pangan dan Gizi). Soalnya, baru 23 dapur MGB (Makan Bergizi gratis) yang beroperasi. Padahal, targetnya 264 unit.
“Percepatan pembangunan dapur MBG sangat penting. Target kita 264 unit, namun sampai sekarang baru 23 unit yang beroperasi. Ini harus kita gas,” kata Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah III Badan Gizi Nasional, Rudi Setiawan.
Bicara dalam forum Sosialisasi dan Evaluasi Program SPPG di Palangka Raya, Kamis (11/9/2025), Rudi berharap, dalam dua hingga tiga bulan ke depan target itu bisa tercapai. Minimal di November sudah ada 31 ribu paket yang tersalurkan.
“Realisasi pembangunan dapur MBG di provinsi ini cukup lambat,” sesalnya.
Rudi menjelaskan, Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan surat edaran agar setiap daerah membentuk Satgas Percepatan SPPG. Satgas ini bertugas memastikan pembangunan dapur MBG berjalan sesuai target, baik oleh pemerintah daerah maupun mitra swasta.
Menurutnya, partisipasi mitra lokal masih minim. Padahal, program ini menawarkan peluang ekonomi yang besar. Jika mitra di Kalteng tidak segera bergerak, pemerintah membuka peluang bagi mitra dari luar daerah untuk membangun dapur di Kalteng.
“Ini program sosial dengan dampak ekonomi yang luar biasa. Satu dapur MBG bisa menghasilkan perputaran uang sekitar Rp40 juta per hari. Selain membuka lapangan kerja, juga memberi kepastian pasar bagi petani, peternak, dan nelayan,” ungkapnya.
Rudi menambahkan, dapur MBG harus memenuhi standar higienis, karena menyangkut penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat, terutama anak-anak. Keterlibatan pengusaha lokal, rumah makan, dan penyedia jasa katering, sangat diharapkan agar manfaat program bisa dirasakan langsung oleh warga.
Dengan percepatan pembangunan dapur MBG, pemerintah berharap Kalteng tidak tertinggal dari provinsi lain dalam mendukung program nasional penyediaan makanan bergizi gratis. Program ini tidak hanya fokus pada pangan, tetapi juga memberikan efek domino positif bagi perekonomian daerah, dari penyediaan bahan makanan hingga penciptaan lapangan kerja.
Reporter: Wiyandri
Korlip: Frans Dodie